Siapa sih yang tidak ingin kontennya viral di media sosial?
Baik kamu pelaku bisnis, content creator, atau digital marketer, pasti ingin konten yang kamu buat menjangkau banyak orang, dibagikan berkali-kali, dan menjadi bahan obrolan di mana-mana.
Tapi, konten viral bukan hanya soal keberuntungan semata. Ada strategi yang bisa dipelajari dan diterapkan. Salah satunya adalah formula STEPPS.
Formula STEPPS diperkenalkan oleh Jonah Berger, profesor pemasaran dari University of Pennsylvania, dalam bukunya Contagious: Why Things Catch On.
Ia menganalisis ribuan konten yang viral dan menemukan bahwa ada 6 elemen utama yang membuat sebuah konten mudah menyebar: Social Currency, Triggers, Emotion, Public, Practical Value, dan Stories.
Yuk, kita bahas satu per satu dan pelajari bagaimana kamu bisa menerapkannya dalam strategi kontenmu agar lebih berdampak dan berpotensi viral!
1. Social Currency
Manusia suka terlihat cerdas, up-to-date, atau berbeda dari yang lain.
Social Currency berarti nilai sosial yang dirasakan seseorang saat membagikan sesuatu yang membuat mereka terlihat keren atau istimewa.
Misalnya, fakta unik, life hack yang belum banyak diketahui, atau tren yang sedang naik daun.
Jika audiens merasa kontenmu bisa membuat mereka tampil menarik saat membagikannya, maka peluang untuk viral akan semakin besar.
Contoh: Alih-alih hanya menjelaskan manfaat teh herbal, cobalah membuat konten seperti “Rahasia Teh Hijau Jepang yang Dipakai Samurai Sebelum Bertempur”.
Audiens akan merasa membawa cerita menarik yang bisa mereka banggakan.
2. Triggers
Triggers adalah hal-hal yang membuat orang ingat akan produk atau kontenmu saat mereka menemui pemicu tertentu. Ini bisa berupa kata, gambar, suara, atau situasi.
Misalnya, ketika seseorang melihat warna merah dan langsung teringat brand Coca-Cola. Atau saat mendengar kata “Jumat”, mereka ingat diskon gajian.
Sebagai pembuat konten, kamu bisa menciptakan asosiasi dalam pikiran audiens. Misalnya, jika kamu menjual camilan sehat, buat konten bertema “Snack Enak Teman Nonton Netflix”. Jadi, setiap kali mereka menyalakan Netflix, mereka akan terpicu mengingat produkmu.
3. Emotion
Orang akan lebih mudah membagikan konten yang membuat mereka merasakan sesuatu. Bisa rasa haru, kagum, lucu, bahagia, atau bahkan kemarahan.
Konten emosional lebih mudah viral karena manusia terdorong untuk membagikan hal-hal yang menyentuh mereka secara personal.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa emosi positif seperti kagum, inspirasi, dan tawa lebih efektif dibandingkan konten yang hanya menyedihkan.
Misalnya, buat kisah pelanggan yang berhasil mengubah hidupnya setelah menggunakan produkmu. Atau konten lucu yang relatable tentang kehidupan sehari-hari. Intinya, buat audiensmu merasa “tersentuh” atau “terhibur”.
4. Public
Konten yang mudah terlihat akan lebih mudah ditiru dan disebarkan. Inilah prinsip “Built to show, built to grow” yang dikemukakan Berger.
Jika sesuatu bersifat publik dan terlihat oleh orang banyak, maka akan lebih cepat menyebar.
Ciptakan konten yang bisa dibagikan dengan bangga oleh audiensmu. Hindari topik yang terlalu pribadi atau kontroversial secara berlebihan. Sebaliknya, buat konten yang bisa jadi bahan obrolan di kantor, di grup WA keluarga, atau di kafe.
Contohnya, tantangan media sosial seperti #10YearChallenge menjadi viral karena semua orang bisa ikut berpartisipasi, dan hasilnya terlihat secara publik.
5. Practical Value
Konten yang memberikan solusi langsung, tips praktis, atau informasi berguna sangat mungkin untuk dibagikan. Orang senang membantu orang lain dengan membagikan sesuatu yang bermanfaat.
Kamu bisa menyusun konten seperti:
“5 Cara Menjaga HP Tetap Awet”
“Trik Memasak Cepat untuk Ibu Sibuk”
“Cara Menabung Harian untuk Anak Kost”
Pastikan kontenmu to the point, aplikatif, dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Konten yang bisa disimpan dan dijadikan referensi juga memiliki nilai jangka panjang yang kuat.
6. Stories
Manusia adalah makhluk yang menyukai cerita. Kita jauh lebih mudah mengingat informasi jika disampaikan dalam bentuk narasi.
Inilah mengapa storytelling adalah senjata ampuh dalam konten marketing.
Jangan hanya menyampaikan data atau fakta. Buatlah cerita menarik di balik brand atau produkmu.
Misalnya, ceritakan bagaimana founder memulai bisnis dari nol, atau kisah pelanggan yang mengalami perubahan positif berkat layananmu.
Dengan menjadikan brand-mu bagian dari cerita, audiens akan merasa lebih terhubung dan lebih terdorong untuk membagikannya.
Viral Itu Bisa Dirancang, Bukan Sekadar Keberuntungan
Jadi, jika kamu ingin membuat konten viral, jangan hanya bergantung pada insting atau coba-coba. Gunakan formula STEPPS sebagai panduan.
Keenam elemen ini, Social Currency, Triggers, Emotion, Public, Practical Value, dan Stories—adalah pilar utama dalam menciptakan konten yang bisa menyebar secara alami.
Baca Juga : 5 Pondasi Wajib Bagi Pemula yang Ingin Go Online
Ingat, konten viral bukan hanya tentang jumlah view atau like. Lebih dari itu, ini tentang bagaimana kontenmu menggerakkan orang untuk peduli, merasa terhubung, dan ingin membagikannya kepada dunia.
Sudah siap mencoba formula ini untuk kontenmu selanjutnya? Terapkan satu per satu, uji respons audiens, dan lihat bagaimana kontenmu bisa melesat dan menjangkau lebih luas. Viral bukan mimpi, asal kamu tahu rumusnya!